POWER POINT MODERASI KEBERAGAMAN, PENGUATAN TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN
POWER POINT MODERASI KEBERAGAMAN, PENGUATAN TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN - S1TEKNO.COM
![]() |
Gambar 1 POWER POINT MODERASI KEBERAGAMAN, PENGUATAN TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN |
TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
Setelah mempelajari sesi ini, peserta diharapkan mampu:
1. Memahami urgensi moderasi beragama di madrasah
2. Memahami konsep moderasi beragama
3. Mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama di madrasah
KEBERAGAMAN BANGSA INDONESIA
![]() |
Gambar 2 KEGERAGAMAN BANGSA INDONESIA |
Dari sudut pandang agama, keragaman adalah anugerah dan kegendak Tuhan.
![]() |
Gambar 3 PANDANGAN AGAMA TENTANG KEGERAGAMAN |
TANTANGAN KEHIDUPAN KEAGAMAAN SAAT INI
- Menguatnya pandangan, sikap, dan perilaku keagamaan eksklusif yang bersemangat menolak perbedaan dan menyingkirkan kelompok lain
- Tingginya angka kekerasan bermotif agama yang disebabkan pandangan, sikap, dan cara beragama yang eksklusif
- Berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai NKRI
Berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik beragama yang berlebihan (ekstrem), yang mengesampingkan martabat kemanusiaan
YANG HARUS KITA PERHATIKAN DAN KITA WASPADAI
BIAS KOGNITIF
Bias kognitif adalah bias sistematis dalam memandang dunia dan kehidupan pada sistem berpikir kita. Ia akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang muncul dari cara orang memproses informasi.
Bentuk-bentuk bias kognitif:
- Egocentric Memory–--Mengingat bukti yang menguatkan pendapatnya dan melupakan bukti yang tidak mendukung pendapatnya
- Egocentric Myopia---Melihat sesuatu hanya dari sudut pandangnya
- Egocentric Righteousness---Menganggap diri paling benar/hebat
- Egocentric Hypocrisy---Menerapkan standar ganda kepada orang lain
- Egocentric Oversimplification---Terlalu menyederhanakan masalah
- Egocentric Blindness---Tidak memperhatikan bukti yang berlawanan dengan keyakinannya
EGOCENTRIC MEMORY
Kecenderungan alamiah seseorang untuk ‘melupakan’ bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapat dan ‘mengingat’ bukti dan informasi yang mendukung pendapatnya.
Cara Mengoreksinya:
- Sengaja mencari bukti dan informasi yang tidak mendukung pendapatnya dan secara eksplisit mengarahkan perhatian kepada bukti dan informasi ini.
- Ketika mencoba kemudian tidak menemukan bukti dan informasi tersebut, asumsikanlah bahwa proses mencarinya belum dilakukan secara benar.
EGOCENTRIC MYOPIA
Kecenderungan alamiah seseorang untuk berpikir ‘absolutist’ dalam sudut pandang yang sangat sempit, hanya dari sudut pandang dirinya.
Cara Mengoreksinya:
- Secara rutin berpikir dengan sudut pandang yang berlawanan dengan sudut pandangnya. Misalnya, kalau Anda sebagai aktivis, coba berpikir sebagai pemerintah; kalau Anda sebagai wakil pemerintah, coba berpikir sebagai aktivis; kalau Anda sebagai pengusaha coba berpikir sebagai pekerja, begitu sebaliknya, dan seterusnya.
- Ketika Anda belum menemukan prasangka-prasangka pribadi dalam proses ini, tanyakanlah apakah Anda sudah jujur untuk mencobanya.
EGOCENTRIC RIGHTEOUSNESS
Kecenderungan alamiah seseorang untuk merasa lebih baik, lebih hebat atau ‘superior’ karena yakin benar, padahal belum tentu benar.
Cara Mengoreksinya:
- Secara berkala mengingatkan diri betapa banyak hal yang belum kita ketahui. Cobalah membuat daftar pertanyaan-pertanyaan dalam hidup yang belum terjawab
- Jika daftarnya terlalu pendek atau sedikit apalagi kosong, Anda perlu meragukan cara Anda bertanya.
EGOCENTRIC HYPOCRISY
Kecenderungan alamiah untuk mengabaikan inkonsistensi. Misalnya inkonsistensi antara kata dan perbuatan atau standar yang kita terapkan pada diri sendiri dan orang lain.
Cara Mengoreksinya:
- Secara berkala membandingkan standar yang kita terapkan pada diri sendiri dan orang lain
- Jika tidak menemukan inkonsistensi dalam pikiran atau perbuatan Anda, bertanyalah apakah Anda sudah menggali lebih dalam atau tidak
EGOCENTRIC OVERSIMPLIFICATION
Kecenderungan alamiah untuk mengabaikan kompleksitas masalah dengan memilih pandangan yang sederhana bila kompleksitas itu akan mengubah pendapatnya
Cara Mengoreksinya:
- Secara rutin memfokuskan pikiran pada kompleksitas masalah dan secara eksplisit memformulasikannya dalam kata-kata
- Jika Anda tidak menemukan bahwa Anda telah menyederhanakan banyak masalah penting, bertanyalah apakah Anda telah benar-benar mengonfrontasikan diri pada kompleksitas dalam masalah yang dihadapi
EGOCENTRIC BLINDNESS
Kecenderungan alamiah untuk tidak memperhatikan fakta atau bukti yang berlawanan dengan kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini
Cara Mengoreksinya:
- Secara eksplisit mencari fakta dan bukti tersebut
- Bila Anda tidak mendapati diri Anda mengalami keresahan dalam mencari fakta dan bukti ini, maka Anda perlu bertanya apakah Anda telah secara serius menanggapi fakta dan bukti ini.
- Bila Anda dapati bahwa semua kepercayaan-kepercayaan Anda benar sejak awalnya, maka mungkin Anda telah secara canggih “mengelabui diri sendiri”
Baca Juga:
1. MODUL PEMBELAJARAN NUMERASI Revisi Tahun 2022
2. MODUL PEMBELAJARAN LITERASI KELAS AWAL Revisi Tahun 2022
3. MODUL PEMBELAJARAN LITERASI KELAS TINGGI Revisi Tahun 2022
4. MODUL PEMBELAJARAN SAINS KELAS AWAL Revisi Tahun 2022
5. MODUL PEMBELAJARAN SAINS KELAS TINGGI Revisi Tahun 2022
Modul Numerasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) MI DISINI
Modul Literasi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) MI DISINI
Modul Sains Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) MI DISINI
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) PENGAWAS DISINI
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) KEPALA DISINI
Baca juga:
FORMAT BIODATA PESERTA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN 2022
FORMAT SURAT TUGAS PTK MENGIKUTI PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN